Tekenal sebagai Kota Dagang Sejak Era Kerajaan Majapahit! Berikut Asal-Usul Kota Surabaya yang Harus Diketahui


Kawasan Kembang Jepun--Surabaya.go.id

SEPUTAR SURABAYA - Kota Surabaya atau kota yang terkenal dengan julukannya sebagai kota Pahlawan ini memiliki sejarah panjang yang terkait dengan nilai-nilai heroisme.

Surabaya merupakan ibu kota Provinsi Jawa Timur yang terletak di daerah Pantai Utara, Provinsi Jawa Timur. Secara geografis, terletak di 7°9'- 7°21' Lintang Selatan dan 112° 36' – 112° 54' Bujur Timur. Kota Surabaya berbatasan dengan Selat Madura di utara dan timur, Kabupaten Sidoarjo di selatan, dan Kabupaten Gresik di barat.

Daerah Surabaya sendiri meliputi daerah metropolitan Gerbangkertosusila dengan penduduk hampir 10 juta jiwa, dimana angka ini merupakan yang terbesar kedua di Indonesia setelah Jabodetabek.

Sebagai kota metropolitan, Surabaya menjadi pusat kegiatan perekonomian di daerah Jawa Timur dan sekitarnya. Sebagian besar penduduknya bergerak dalam bidang jasa, industri, dan perdagangan sehingga jarang ditemukan lahan persawahan. Banyak perusahaan besar yang berkantor pusat di Surabaya, seperti PT Sampoerna Tbk, Maspion, Wing's Group, Unilever, dan PT PAL.

(BACA JUGA:Legenda Raden Sawunggaling atau Joko Berek, Sosok Babat Alas Surabaya Barat)

Menilik dari sejarah Surabaya lama, secara geografis Surabaya memang diciptakan sebagai kota dagang dan pelabuhan. Surabaya merupakan pelabuhan gerbang utama Kerajaan Majapahit. Letaknya yang dipesisir utara Pulau Jawa membuatnya berkembang menjadi sebuah pelabuhan penting di zaman Majapahit pada abad ke - 14.

Sebagai kota metropolitan, Surabaya dihuni oleh multi etnis dan banyak suku bangsa seperti warga Tionghoa, suku Jawa, Batak, Madura, Bali, Bugis, Sunda dan banyak lagi. Bahasa yang digunakan sehari-hari sebagian besar menggunakan bahasa Jawa, dengan dialek Suroboyoan. Dialek Suroboyoan memiliki intonasi yang dalam dan tinggi, dan terkesan keras ketimbang bahasa jawa lainnya.

Secara filosofis kata 'Surabaya' sering diartikan sebagai lambang pertempuran antara darat dan air, antara tanah dan air. Menurut cerita rakyat yang beredar, kata Surabaya berasal dari mitos ikan hiu bernama Suro dan buaya yang kerap disebut sebagai Boyo yang saling berperang memperebutkan wilayah kekuasaan mereka.

Pemerintah kota Surabaya juga menyebutkan bahwa Surabaya sendiri terdiri dari kata sura yang berarti berani dan baya yang memiliki arti bahaya yang secara harfiah diartikan sebagai berani menghadapi bahaya yang datang.

(BACA JUGA:Habis Tergerus Zaman! Taman Hiburan Rakyat (THR), Ikon Seni Kota Surabaya yang Hilang!)

Logo kota Surabaya yang bergambar binatang ikan hiu dan buaya, adalah perlambang wilayah teritorial Surabaya yang selain wilayahnya berupa daratan, wilayah Surabaya lainnya berupa perairan (laut).

Penggunaan logo yang bergambar 2 hewan ini diprakarsai karena adanya kebiasaan orang Belanda yang sering menggunakan gambar gambar hewan sebagai perlambang teritorial. Kebiasaan yang terjadi di negerinya itu masih diterapkan meski mereka berada di tanah Hindia Timur yang juga diikuti oleh salah satu daerah jajahannya.

Dalam buku "25 Jaaren Decentralisatie Nederlandsch Indies 1905-1930," kota kota yang diberi hak otonom oleh pusat (Batavia) sebagian berlogo dengan gambar binatang. Salah satunya adalah Kota Surabaya yang logonya bergambar ikan hiu dan buaya.

GH Von Faber dalam "Oud Soerabaia" menyebut ikan hiu sebagai perlambang wilayah air. Sedangkan buaya melambangkan wilayah daratan. Karena lambang lambang kota otonom ini muncul di era pemerintahan Hindia Belanda, maka tidak bisa dipungkiri bahwa logo-logo kota tersebut yang menciptakan ialah orang-orang Belanda di Hindia Timur.

(BACA JUGA:Rekreasi Sekaligus Edukasi! Info Menarik Seputar Kebun Binatang Surabaya (KBS) yang Wajib Diketahui)

Ikan hiu dan buaya menjadi perlambang kondisi geografis dan alami kota Surabaya.

Agar tidak ada kesimpangsiuran dalam masyarakat maka Walikotamadya atau Kepala Daerah Tingkat II Surabaya, yang dijabat oleh Bapak Soeparno, mengeluarkan Surat Keputusan No. 64/WK/75 tentang penetapan hari jadi kota Surabaya. Surat Keputusan tersebut berisi bahwa pada tanggal 31 Mei 1293 diperingati sebagai hari jadi kota Surabaya.

Awalnya Surabaya hanya perkampungan atau pedesaan di pinggiran sungai. Secara geografis dapat dilihat bahwa Surabaya merupakan kawasan yang berada di dekat laut dan aliran sungai besar (Brantas, dengan anak kalinya). Nama-nama kampung yang kini masih ada seperti Kaliasin, Kaliwaron, Kalidami, Ketabangkali, Kalikepiting, Darmokali, dan sebagainya menjadi bukti yang menjelaskan bahwa kawasan Surabaya adalah kawasan yang memiliki banyak aliran air dan sungai.

(SS)

`
Kategori : Asli Surabaya